Harian Sulawesi | Parimo – Kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

“Atas nama pemerintah, sangat mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Bappelitbangda Parimo yang telah menggagas terlaksananya kegiatan ini” Kata Wabup di pembukaan FGD analisis stanting.
Kegiatan ini ujar Wabup dilaksanakan dalam rangka memperkuat dan merealisasikan komitmen pemerintah daerah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di Parimo yang berlangsung di Aula Bappelitbangda, Senin (24/10/2022).
Menurutnya, untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting, dibutuhkan kerja keras menjadi sinyal kuat terkait manajemen penyelenggaraan pelayanan dasarnya.
Paling tidak lanjut Wabup, untuk kelompok sasaran prioritas, yaitu ibu hamil dan anak-anak usia di bawah 2 (dua) tahun atau biasa disebut 1000 hari pertama kehidupan harus menjadi sasaran utamanya.
“Percepatan penurunan stunting sebagai kegiatan prioritas daerah, sejatinya menjadi momentum strategis untuk menata kembali penyelenggaraan pelayanan dasar, khususnya berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak, konseling gizi terpadu, air minum dan sanitasi, pendidikan anak usia dini, dan perlindungan sosial, agar lebih terpadu dan tepat sasaran” terangnya.
Terkait analisis situasi, Wabup harapkan dapat memberikan informasi untuk membuat keputusan strategis soal kebutuhan program kegiatan yang masih perlu ditingkatkan kualitasnya, terutama untuk akses rumah tangga 1.000 hpk.
“Saya berharap kepada kita semua yang mengikuti kegiatan ini secara aktif serta mengelola informasi yang diperoleh agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya” tutupnya. (**)
Editor : Sumardin (Pde)
Sumber : Prokopim Pemda Parimo














