Example 1280x250
Palu  

Kadishut Sulteng Mohammad Neng, Adalah Sosok Pribadi Sederhana, Disiplin & Bersahaja

Penulis : Suleman Latantu

Harian Sulawesi I Palu – Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulteng Muhammad Neng, ST MM adalah sosok pribadi yang disiplin dalam hal penggunaan fasilitas kendaraan Dinas milik Pemprov yang digunakannya selama ini.

Dimana dalam penggunaan kendaraan Dinas, Neng bisa membedakan antara urusan Dinas dan Pribadi.

Sedangkan pada saat jam kerja misalnya, dia tetap menggunakan kendaraan Dinas tersebut. Tetapi setelah diluar jam kerja atau pulang ke rumah, kendaraan mobil dinasnya itu tidak dibawa serta tapi justru diparkir di teras kantor, terlebih jika hari libur kantor Sabtu dan Minggu mobil tersebut tetap terparkir di teras tersebut.

Keberadaan mobil Dinasnya yang terparkir di teras kantor saat di luar jam kerja, ternyata benar adanya sebagaimana hasil pantauan media ini.

Sikap dan kedisiplinanya dalam hal penggunaan kendaraan Dinas tersebut, didalamnya terkandung pesan moral yang patut dicontohi.

Dilansir dari media online @kaidah, Id alasan itu sederhana namun penuh makna: mobil dinas adalah fasilitas negara, yang semestinya digunakan hanya untuk kepentingan pekerjaan, bukan kebutuhan pribadi.

“Saya punya mobil pribadi di rumah, jadi tidak ada alasan untuk menggunakan mobil dinas di luar urusan kerja.
Mobil ini milik pemerintah dan harus saya manfaatkan sesuai peruntukannya,” ujar Muhammad Nenk kepada kaidah.id.

Keputusan ini menunjukkan sikap integritas Muhammad Nenk yang patut diapresiasi. Karena di tengah isu penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi yang sering menjadi sorotan, langkah ini justru membawa angin segar dan menjadi teladan bagi banyak pihak, khususnya di lingkungan pemerintahan.

Menurut Muhammad Nenk, membawa mobil dinas ke rumah, apalagi memanfaatkannya untuk urusan keluarga atau rekreasi, adalah hal yang tidak sesuai dengan amanah jabatan.
Baginya, menjadi pejabat adalah soal memberi teladan yang baik kepada masyarakat.

“Bagi saya, integritas itu dimulai dari hal-hal kecil. Mobil dinas adalah fasilitas kerja, dan saya ingin memastikan bahwa apa yang saya gunakan benar-benar sesuai aturan,” tambahnya.

Sikap ini tidak hanya diapresiasi oleh kolega di instansi pemerintahan, tetapi juga oleh masyarakat umum. Warga sekitar Jalan S. Parman bahkan mulai menjadikan kebiasaan Muhammad Nenk sebagai bahan obrolan positif.

“Langkah kecil seperti ini menunjukkan kejujuran yang besar. Banyak pejabat yang merasa biasa saja menggunakan mobil dinas untuk kepentingan pribadi, tapi Pak Nenk justru membuktikan bahwa prinsip lebih penting daripada kenyamanan,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Muhammad Nenk bukanlah tipikal kepala dinas yang gemar menonjolkan diri. Kesederhanaanya terlihat tidak hanya dalam cara ia menjalankan tugas, tetapi juga dalam caranya membangun kepercayaan masyarakat.

Mobil dinas yang terus terparkir rapi di kantor seolah menjadi simbol pengingat bagi setiap orang yang melintas, bahwa kejujuran dan tanggung jawab dimulai dari diri sendiri.

Di tengah sorotan terhadap gaya hidup pejabat, sosok Muhammad Nenk hadir sebagai angin segar, membuktikan, jabatan tidak selalu identik dengan privilese tanpa batas

Kisah Muhammad Nenk ini menjadi inspirasi, tidak hanya bagi sesama pejabat di Sulawesi Tengah, tetapi juga masyarakat luas. Langkah kecilnya mengajarkan bahwa integritas adalah investasi jangka panjang.

“Ketika masyarakat percaya bahwa pejabat kita bertanggung jawab, itu artinya kita sudah menang setengah jalan dalam membangun pemerintahan yang bersih,” tutupnya.

Di tengah kemelut ketidakpercayaan masyarakat terhadap sebagian pejabat publik, teladan seperti Muhammad Nenk menunjukkan harapan, untuk pemimpin yang bersih dan bertanggung jawab masih ada.

Mobil dinasnya mungkin sederhana, tapi makna di balik keputusannya sangat besar: kerja untuk rakyat, bukan untuk diri sendiri. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *