Pengambilan Batu Kuala di Sungai Sausu Secara Serampangan, Ancam Keselamatan Warga Tiga Dusun

Foto : Warga yang sedang mengambil batu kuala di sungai Sausu (f-Ris)

Harian Sulawesi | Parimo – Warga di dusun IV Merka Sari, dusun V Kerta Sari dan dusun VI Bukit Sari desa Sausu Ganda Sari Kecamatan Balinggi akhir-akhir ini mulai resah akibat pengambilan batu kuala secara serampangan oleh warga di lokasi desa Mekar Sari.

Menurut warga setempat, pengambilan batu kuala tersebut sudah berjalan Enam bulan oleh warga dari luar desa Mekar Sari untuk di jual seharga Rp 400 ribu / truk plus upah buruh Rp 100 Ribu.

“Kalau setiap hari dilakukan pengambilan batu kuala, maka bibir sungai itu terancam longsor jika banjir tiba dan air akan menyerobot kepemukiman penduduk serta merambah ke sawah dan ladang petani jika tidak dihentikan” ungkapnya sembari tidak.menyebut identitasnya.

Foto : begini aktifitas warga yang mengambil batu kuala (f-Ris)

Warga katakan, warga yang mengambil batu kuala adalah warga yang bukan penduduk setempat karena sudah diberi izin dari Kepala desa Suli I Made Loster, sebutnya.

Yang menjadi ‘ketakutan’ warga di dusun IV Mekar Sari, dusun V Kerta Sari dan dusun VI Bukit Sari yaitu terjadi pergerusan pasir karena batu penahan air sudah diambil.

Sementara titik lokasinya tidak jauh dari bendungan Sausu yang diperkirakan sekitar Dua Ratus Meter, sehingga warga merasa khawatir jika terjadi banjir, terang warga setempat.

Sementata, ketika wartawan mesia ini melakukan konfirmasi kepihak pemerintah desa setempat, membenarkan jika aktifitas warga dari luar desanya telah mengambil batu kuala di sepanjang bibir sungai.

“Kami akui saat ini aktifitas warga yang mengambil batu kuala di sepanjang bibir sungai diberi izin karena sudah dilakukan rapat bersama Bhabinkamtibmas serts Babinsa terkait laporan warga’ jelas Kades Suli I Made Loster.

Selaku pemerintah desa tidak melarang warga yang mengambil batu, asalkan jangan menggali batu di sepajang bibir sungai. Sedangkan yang pengumpul batu kuala itu kata Kades bukan warganya tapi warga dari desa lain, ujarnya.

Sementara, Ketua Lembaga Merah Putih (LMP) wilayah Parimo, Risman meminta kepihak pemerintah desa lokasi pengambilan batu kuala oleh warga untuk segera dihentikan.

Jika terus dibiarkan tentu akan menuai kesengsaraan kepada warga yang bermukim disepanjang kuala Sausu akibat dampak dari gerusan air yang meluap akibat penahan air dari batu dibibir sungai sudah diambil warga, ujar Risman. (**)

Sumber : Lembaga Merah Putih (Risman)

Editor: Sumardin (Pde)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *