Parimo  

Akibat Korsleting Listrik, SPBU Parigi Kelurahan Kampal ‘Nyaris’ Terbakar

Harian Sulawesi | Parimo – SPBU 7494308 (Pertamina) Parigi Kelurahan Kampal Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada pukul 14.25 Wita Senin (19/9/2022) terjadi korsleting listrik dan ‘nyaris’ terbakar di pompa pengisian motor jenis BBM Pertalite.

Beruntung pihak pekerja SPBU dengan cepat melakukan pemadaman menggunakan APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium danammonium sulphate, sehingga api tidak membesar.

Sementara, warga yang sedang antrian pengisian Pertalite menggunakan motor (roda-dua) langsung mengamankan diri menghindari amukan api yang mulai membumbung keatas namun cepat redah.

Kepada wartawan Harian Sulawesi.com, Sul pengawas SPBU 7494308 Parigi menjelaskan, terbakarnya pompa dua untuk BBM pertalite khusus motor terjadi sekitar pukul 14.25 Wita akibat Korsleting listrik yang menghubungkan mesin pompa.

Sul pengawas SPBU Parigi Murahan Kampal

Tapi semua teratasi dengan sigap oleh petugas SPBU Parigi yang hadir dengan menggunakan pemadam kecil (APAR) menggunakan serbuk kimia, kemudian petugas lainnya mematikan stop kontak penghubung di semua pompa.

“Terjadinya korsleting listrik saat itu tidak ada unsur kesengajaan, karena kabel yang menghubungkan tangki pompa Pertalite untuk motor menonjol keluar. Sedangkan petugas SPBU untuk Pertalite pompa dua yaitu bernama Akib dan Azim” ujarnya.

Senada, saksi mata mengisahkan kepada media ini saat terjadinya korsleting di pompa Pertalite khusus motor itu akibat banyaknya jergen pengisian 20 & 30 liter berderetan dipinggir pompa.

“Patut diduga, terjadi korsleting listrik itu akibat banyaknya warga yang membeli Pertalite gunakan jergen, sehingga kabel penghubung mesin pompa yang menjulang keluar tertindih jergen dan terseret, berakibat percikan api kecil saat itu” sebut Ruslan.

Dia menghimbau kepada pengawas SPBU Parigi di Kelurahan Kampal untuk terus memantau anak buahnya saat menyalurkan BBM pertalite kepada masyarakat. Pasalnya, yang mereka dahulukan itu kepada warga yang membeli menggunakan jergen.

Padahal sebelum terjadi korsleting listrik, salah seorang Polisi menggunakan pakaian sipil pernah menegur petugas SPBU soal cara pengisian BBM yang mengabaikan pengisian motor. Justru mereka dahulukan jergen 20 liter dan 30 liter. Namun teguran itu malah ditepis petugas SPBU dengan kata-kata yang kurang bersahabat.

“Kami mohon agar petugas SPBU yang ‘kurang ajar’ itu bisa dikeluarkan saja, karena pelanggan yang melakukan pengisian BBM itu menginginkan ada keramahan sehingga terjadi keseimbangannya” kata Ruslan berharap. (**)

Penulis : Sumardin (Pde)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *