HS | Luwu Utara, Sulsel – Pernyataan warga Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) ingin bergabung dengan Sulawesi Tengah (Sulteng) bukan isapan jempol belaka.
Dikutip dari Tribunlutra.com, belum lama ini, warga gotong royong memperbaiki jalan yang menghubungkan antara Rampi dengan Bada, Kabupaten Poso, Sulteng.
Gotong royong memperbaiki jalan setepak sepanjang 36 kilometer bekerjasama dengan jemaat se-Klasis Rampi, Sinode GKST Sulteng, dan Pemerintah Desa se-Kecamatan Rampi.
Tokoh masyarakat Rampi, Karel Sinta, mengatakan, gotong royong dilakukan selama lima hari, 2-6 Mei 2022.
Selama gotong royong berlangsung, warga mendirikan tenda di tengah hutan.
“Warga membawa bekal dan peralatan salama gotong royong,” kata Karel dalam rilis diterima Tribun Timur, Senin (9/5/2022).
Jarak Rampi ke Bada, kata Karel, hanya 36 km.
Sementara jarak Rampi-Masamba mencapai 86 km.
“Jarak ke Bada jauh lebih dekat dibandingkan ke Masamba, hanya akses yang belum memadai,” katanya.
Masyarakat Rampi mengambil langkah gotong royong untuk dapat menunjang perputaran perekonomiannya.
Akses jalan dari Masamba sebagai ibu kota Luwu Utara menuju Rampi belum dapat dikatakan layak.
Sepanjang 86 kilometer jalan menuju Rampi masih mirip jalan setapak dan hanya dapat dilalui dengan motor yang telah dimodifikasi.
Tokoh pemuda Rampi, Bangsi Bati, menyebut pemerintah daerah salama ini hanya mengumbar janji.
“Janji manis disampaikan saat kunjungan maupun kampanye, tapi sayangnya kami diberi harapan palsu selama puluhan tahun,” kata Bangsi, Minggu (8/5/2022).
Bangsi mengaku sudah sangat kecewa dengan pemerintah.
Sebab janji yang sudah beberapa kali disampaikan tidak pernah direalisasikan sampai saat ini.
Melalui jalur keagamaan masyarakat Rampi juga melakukan lobi bersama Pemerintah Kabupaten Poso.
“Jalur keagamaan sangat tepat karena masyarakat Rampi mayoritas keagamaannya di bawah naungan Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST),” tutur Karel.
Warga wilayah paling utara Sulsel tersebut kecewa lantaran jalan menuju kampung mereka tak memadai.
Bangsi mewakil warga Rampi bahkan mengancam akan bersurat ke Presiden Jokowi.
Meminta supaya Rampi dikeluarkan dari wilayah Luwu Utara dan bergabung dengan Kabupaten Poso di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Jika pemerintah daerah dari tahun ke tahun hanya bisa berjanji tanpa bukti, maka masyarakat Rampi berkomitmen akan melakukan langkah kongkrit bersurat ke Presiden Republik Indonesia dengan beralih pemerintahan ke-Sulawesi Tengah,” tegas Bangsi.
“Apalagi wilayah kami (Rampi) memang berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah,” tuturnya.
Jalan menuju Rampi sudah lama dikeluhkan warga.
Bahkan sejak Indonesia merdeka, jalan ke Rampi belum pernah layak untuk dilalui kendaraan.
Kondisi ini membuat kecamatan berpenghuni sekitar 3.800 penduduk tak kunjung maju. (**)