Harian Sulawesi I Parimo – Cukup memprihatinkan Pembangunan Gedung SDN 3 Kasimbar yang berada di Desa Kasimbar Palapi Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parimo, Sulteng saat ini.
Padahal progres pengerjaan pembangunan gedung Sekolah itu di kerjakan sejak Tahun 2021 terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kantor dan 4 buah WC, namun hingga tahun 2022 ini belum juga tuntas pekerjaannya.
Sedangkan yang nampak dikerjakan yaitu Pembangunan pondasi hingga lantai dan pemasangan rangka tiang besi.
Muncul pertanyaaan, siapakah yang bertanggung jawab soal tidak tuntasnya pembangunan gedung Sekolah tersebut ?
Kepala SDN 3 Kasimbar Singkang, S.Pd saat di konfirmasi media Harian Sulawesi di ruang kerjanya baru-baru ini membenarkan bahwa kondisi pembangunan di SDN 3 Kasimbar masih ‘memprihatinkan’ karena sudah cukup lama dikerjakan tetapi belum juga selesai, entah apa kendalanya, dan ia pun belum mengetahui persis.
Sedangkan dalam proses pekerjaannya selama ini, pihak sekolah tidak pernah dilibatkan dalam pekerjaan itu, namun ia hanya mengetahui bahwa anggaran yang di peruntukan untuk kegiatan pembangunan itu cukup besar yakni Rp1,5 milyar yang bersumber dari bantuan hibah Jerman.
Nilai sebesar itu menurut Kepsek SDN 3 Kasimbar yaitu untuk pembangunan 6 ruang kelas, 1 ruang kantor dan 4 unit WC yang rusak parah akibat bencana gempa bumi tahun 2018 silam.
Olehnya kata Singkan, dengan kelambatan pekerjaan itu, tentu sangat berdampak pada ketidak-nyamannya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran karena saat ini pihak sekolah masih menggunakan gedung darurat.
“Entah kapan pekerjaan itu bisa tuntas, karena hingga saat ini, kondisi pekerjaan itu baru di kerjakan sebatas pondasi hingga lantai hingga pemasangan rangka tiang besi. Pada hal sudah cukup lama dikerjakan. Bahkan selama ini sudah dua kali gonta ganti pemborongnya namun belum juga tuntas” sebut Kepsek.
Dirinya meminta agar pihak Dinas Disdikbud bisa menyikapi hal tersebut agar pembangunannya bisa cepat tuntas, apa lagi konstruksi bangunannya itu merupakan anti gempa sehingga pekerjaannya juga cukup berat.
Yang membuat kebingungan saat ini, mengapa pekerjaannya bisa terhenti ? olehnya perlu di sikapi serius, apakah pekerjaan itu lanjut atau tidak, pungkasnya. (**)
Penulis : Syarifuddin / Sumardin (Pde)