foto : Nampak terlihat tanaman padi siap panen sudah terendam akibat banjir semalam (F-ist)
Harian Sulawesi | Parimo – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 94% dari 342 zona musim, saat ini telah memasuki puncak musim hujan. Cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi hingga bulan Pebruari 2022.
Dengan kondisi demikian, intensitas bencana hidrometeorologi – di antaranya banjir, banjir bandang, angin puting beliung dan tanah longsor – sangat berpotensi terjadi.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan mewaspadai adanya cuaca ekstrim akibat perpindahan musim panas ke-musim penghujan yang selalu mengancam wilayah Parigi Moutong.
Buktinya, akibat hujan lebat tadi malam, Kamis (27/1/2022) sekira pukul 23.15 wita, wilayah Kecamatan Balinggi Kabupaten Parimo (Sulteng) di desa Balinggi Jati dihantam banjir hingga beberapa tanggul pembuangan jebol.
“Banjir melanda Desa Balinggi Jati. Mohon bantuan kepada Dinas / Instansi terkait untuk dapat menanggulangi banjir ini, khususnya kepada Balai Wilayah Sungai III karena beberapa tanggul pembuangan jebol akibat banjir tadi malam jam 23.00 WITA mohon perhatiannya terimakasih” pinta mantan Ketua DPRD Parimo Ir. I Ketut Mardika dikutip melalui kepsennya di media sosial (FB) tadi malam.
Banyak sawah milik petani yang siap panen terendam hingga ketinggian 80 cm. Artinya, jika petani tidak melakukan panen secepatnya, akan mengalami kerugian besar, kata Ketut Mardika.
Sementara, Ketua Lembaga Merah Putih wilayah Sulawesi Tengah Risman menuturkan, rasa kekhawatiran warga desa Balinggi Jati setelah dilanda hujan lebat malam tadi akan dilanda banjir, memang terbukti.
Selaku Lembaga Swadaya yang tercatat di Indonesia ini sangat berharap kepihak terkait untuk bisa secepatnya melakukan survey di TKP sebagaimana permintaan oleh Anggota DPRD Parimo yang tertulis di FB tadi malam.
Sementara, penjelasan BMKG melalui Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Supari PhD mengatakan, kondisi curah hujan yang intens saat ini memang dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia sedang memasuki peralihan musim.
Untuk sebagian besar (Pulau) Jawa memang sekarang musim peralihan, dari musim kemarau ke musim hujan, dan sebagian diwilayah Sulawesi Tengah” kata Supari, mengutip penulisan wartawan Kompas.com.
Kondisi transisi atau peralihan musim kemarau ke musim hujan inilah yang menyebabkan sejumlah wilayah mengalami hujan lebat yang tidak jarang disertai kilat atau petir dan angin kencang, kata dia.
Sementara, penyebab curah hujan tinggi atau hujan lebat saat ini masih didominasi oleh konsisi atmosfer seperti Madden Jullian Oscilation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuator. (**)
Penulis : Sumardin (Pde)